السبت، 12 مايو 2012

:: Cadar ::

Wajibkah bercadar?

Berlandaskan dari sebuah ayat yang berbunyi:
وقل للمؤمنات يغضضن من أبصارهن ويحفظن فروجهن ولا يبدين زينتهن إلا ما ظهر منها وليضربن بخمورهن على جيوبهن.... [النور : 31]

Pendapat pengikut asy-Syafi'i

Imam ar-Romli menukil sebuah riwayat dari Abdullah ibn Abbas dan Sayyidah 'Aisyah, bahwa yang dimaksud dalam firman Allah Ta'ala:
إلا ما ظهر منها
Adalah wajah dan kedua telapak tangan. (nihayatul muhtaj, juz:2, hal:6)

Imam Nawawi dalam (Raudlah at-tholibin, 1/283) dan (al majmu') berkata: "Aurot perempuan merdaka semua badannya terkecuali wajah dan kedua tangannya".

Imam ibn Hajar al Haitsami dalam (tuhfatul muhtaj) juga berpendapat demikian, namun beliau memberi sanggahan: "bagi laki-laki yang bukan mahram diharamkan melihatnya (wajah dan kedua telapak tangan) tanpa ada keperluan, walaupun tanpa syahwat". Dan akhirnya imam az-Ziyadi dalam kitabnya (syarh al muharrar) membedakan antara aurot perempuan merdeka dalam sholat dan dihadapan laki-laki yang bukan mahramnya.

Pendapat pengikut imam Malik:
Boleh melihat wajah dan kedua tangan dengan tanpa ada maksud menikmati. Kalau ada maksud maka tidak boleh (bulghotus salik liaqrobil masalik, 1/99) karangan Syekh Ahmad ash-Showi.

Pendapat pengikut Abu Hanifah:
Semua anggota badan perempuan adalah aurot kecuali wajah dan kedua tangannya (al lubab syarh kitab al-maidani al-hanafi).

Pendpat pengikut imam Ahmad ibn Hambal: semua anggota badan perempuan merdaka aurot kecuali wajahnya. (ar Roudlul murobba' syarh zadul mustaqna') karangan imam al bahuti al hambali.

Kesimpulan:
Empat madzhab (Hanafi, Maliki, hambali dan mayoritas pengikut Syafi'i) mengatakan bahwa menutup wajah dan telapak tangan tidak wajib.. Kalaupun ada pengikut Syafi'i yang membedakan antara aurot perempuan dalam sholat dan didepan laki-laki bukan mahram itu hanya pendapat ibn Hajar diatas, bukan semua pengikut asy-syafi'i. Itupun bukan berlandaskan dari mafhum ayat diatas melainkan 'saddudz dzari'ah' demi menghindari fitnah.

Dari pendapat mayoritas ulama' diatas bukan berarti mereka melarang perempuan muslimah memakai cadar. Justru memakai cadar dengan tujuan menghindari fitnah lebih afdhol. Meraka pun membolehkan membuka wajah dan telapak tangan dengan syarat tidak menghiasinya, sehingga tidak menarik perhatian laki2 yg
bukan mahram.

(( Makkah, jamad ÍÌ, 1432 H ))

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق