العلم صيد والكتابة قيده # قيد صيودك بالحبال الواثقة فمن الحماقة أن تصيد غزالة # وتفكها بين الخلائق طالقة
الأحد، 23 ديسمبر 2012
::: Ma'had Nurul Haromain :::
Sent from Samsung Mobile
الأربعاء، 28 نوفمبر 2012
:: Sholat Bersentuhan Dangan Anak Yang Belum Khitan ::
Sent from Samsung Mobile
الاثنين، 26 نوفمبر 2012
Salah satu pertanda CINTA
Sent from Samsung Mobile
Ghorgod
Sent from Samsung Mobile
الاثنين، 19 نوفمبر 2012
:: Diskusi (Mahram) ::
Hari Perpisahan
Sent from Samsung Mobile
الأربعاء، 3 أكتوبر 2012
Lubabah Hasna'
تعالي يا لبابة نحو حجري # ويا حسناء يا عيني وذخري
Ta'ali ya Lubabatu nahwa hijri # wa ya hasna'u ya ' aini wa dzukhri
أقبل خدك البيضاء حتى # بدت منها حميراء كزهر
Uqobbilu khoddakil baidlo'a hatta # badat minha humaro'un ka zahri
كذا أنف أقبله بعض # لأن العض يلذف دون نكر
Kadza anfun uqobbiluhu bu ' adl-dlin # li annal 'adl-dlo yuldzifu duna nukri
فلا تبكي لأنك كنت عندي # بمنزلة ابنتي في أي أمر
Fala tabki liannaki kunti 'indi # bimanzilatib-nati fi ayyi amri
فأسأل من إله العرش دوما # ليحفظ لابنتي من كل شر
Fa as'alu min ilahil 'arsyi dauman # liyahfadzo lib-nati min kulli syarri
ومن شر الحسود وكل هامة # ومن عين وشيطان وسحر
Wa min syarril hasudi wa kulli haammah # wa min 'ainin wa syaithonin wa sihri
و يجعلك الكريم قرير عين ال # حبيب المصطفى في يوم حشر
Wa yaj'alukil-karimu qoriro 'ainil # Habibil Mushtofa fi yami hasyri
ختاما صل رب على نبينا # وآل ثم صحب طول دهر
Khitaman sholli robbi 'ala nabina # wa aalin tsumma shohbin thula dahri
*******
Lubabah, kemarilah ke pangkuanku
Wanita cantik, bola mata dan isi hatiku
Ku cium pipimu nan putih salju
hingga memerah bag bunga sepatu
Ku gigit hidungmu
Hingga mancung lancip
Janganlah menangis
Engkau di hati bagai anak kandungku
Pintaku kepada Tuhan
Seganap penjagaan
Dari gangguan gangguan
Tipudaya setan
Kedengkian
Dan dari sihir mematikan
Semoga di hari kiamat kelak
Engkau menjadi penyejuk hati Mustafa
Shalawat sejahtera
Semoga tetap tercurah kepada baginda Nabi beserta keluarga
Dan sahabat sepanjang masa
(( Bakkah, 5 11 1433 H ))
الخميس، 6 سبتمبر 2012
:: Pertanyaan 2 ::
ust saya mau nanya tentang sholatnya org musafir
termasuk sholat org umroh
ini ada teman yg meksa kalau rosul selalu melakukan sholat qoshor selama umroh
termasuk umroh 19 hari, sholatnya diqoshor 2 rakaat
tapi tdk dijama'
jadi rosululloh itu kt dia paling jauhnya bepergian 19 hr
terus selama itu sholatnya 2 rakaat yg dhuhur, ashar dan isya"
nyuwun tolong nggh ust, sumbernya bagaimana, dasarnya bagaoimana
ini katanya ada penulis yg mengatakan
penulis buku tata sholat safar itu punya pengalaman sholat disana n dia di belakang imam dan dia juga datang duluan dg tertib dia nunggu rokaat ke 2 baru berdiri sholat ... ga ditegur selesainya malah dipeluk n di bilang alim....(berilmu)..
benar ini ada ust?
jazakumullah ahsana maa jaza' ibadahushshoolihiin nggh, mohon maaf lahir batin nggh....
trs dia mengkaitkan sholat qoshor td itu dengan bahwa sholat pertama kali yg dikenalkan adalah sholat 2 rakaat sebelum ada sholat maghrib, jadi itu sdh sempurnanya sholat buat musafir... nyuwun tulung nggh.... jazakumullah ust
(( dari bu Asiah, 14 syawal 1433 H ))
JAWABAN:
Wa'alaikumsalam..
- Nggeh, betul Rosulullah tiap kali umroh beliau mengqoshor sholat yang 4 rokaat. Rosulullah mengqoshor sholat sampai 19 hari itu waktu umroh fathu Makkah, itu riwayat ibn Abbas. Riwayat Imran ibn Hushain 18 malam. 2 riwayat itu paling kuat.. ada riwayat yang mengatkan 15 hari, ada juga yang 17 hari, namun riwayat2 itu diperselisihkan dikalangan ulama kedudukan haditsnya.
(sumber: nailul authar, bukhari, muslim, abu daud)
Seharusnya njenengan nanya ke dia dari mana sumbernya, kan dia yang maksa. Walaupun njengan tau..
- betul, ketika umroh Rosulullah hanya qoshor tanpa jama'. Tetapi sholat jama' ada haditsnya sendiri.
- untuk pengalaman penulis itu saya nggak tau bu,, tapi yang jelas, bagi siapapun yang qoshor tidak boleh mengikuti orang yg itmam (menyempurnakan 4 rokaat) walaupun dari 2 rokaat terakhir. Pendapat ini menurut semua madzhab kecuali imam Malik. Kalau dia melakukan itu ikut madzhab Malik berarti memang ALIM.. Karena seseorang yg hendak taqlid ke salah satu madhab selain madzhabnya, ia harus tau aturannya, yaitu tidak boleh ikut 2 madzhab sekaligus dlm 1 ibadah atau dalam 2 ibadah yg sangat berkaitan. Contoh, klo dia mau ngikut madzhab hanafi yg tidak mewajibkan baca fatihah dalam sholat, ia harus berwudlu dg wudlunya madzhab Hanafi, nggak cukup dg wudlunya madzhab Syafi'i. Jadi, klo seorang musafir mau bermakmum kepada orang yg itmam dia harus wudlu dg wudlunya madzhab Maliki.. Klo tidak, ibadahnya akan menjadi TALFIQ (rancu) atau bhs jawanya 'nggak karu-karuan'. Sedangkan TALFIQ dilarang oleh semua Ulama..
- mengenai pengkaitan itu saya kurang tau bu.. Krn pengkitan penulis diatas itu perlu dipertanyakan, dari mana sumbernya??
Trus penulis itu sebenarnya ikut madzhab apa? Seharusnya kalau bukunya itu mau disajikan kepada orang indonesia yang mayoritas bermadzhab asy Syafi'i, dia lebih mengedepankan pendapat2 madzhab Syafi'i, walaupun dia sendiri tidak bermadzhab Syafi'i. Menurut madzhab Syafi'i batas waktu qoshor 4 hari termasuk hari masuk dan hari keluar. Hal itu jika tidak niat bermukim. Kalau bepergian dengan tujuan hendak menyelesaikan suatu hajat, sedangkan dia nggak bisa memastikan kapan selesainya, maka boleh baginya mengqoshor sholat sampai 18 hari sebagaimana riwayat Imron ibn hushain diatas..
Untuk jaraknya 2 marhalah = 16 farsakh = 90 km kurang lebih.
Tapi nggak tau lgi kalau dia nggak ikut madzhab manapun, ya panjang ceritanya kalau gitu.. Hehe
Sama sama bu.. Minal 'aidin wal faizin,, mohon maaf lahir batin..
((Makkah, 18 syawal 1433 H))
الثلاثاء، 4 سبتمبر 2012
CELAH WASWAS DALAM MADZHAB ASY SYAFI'I
PENYEBAB WASWAS
Selaku pengikut madzhab asy Syafi'i tentu kita sangat bangga karena beliau sangat detail dalam membahas setiap hukum, terlebih dalam perihal ibadah. Hal itu dikarenakan kejelian dan kepekaan beliau dalam proses istimbath (pengambilan) hukum dari nash-nash Al Quran maupun Hadits. Contoh kecil dalam bab NIAT, beliau mewajibkan tempat bacanya di dalam hati dan harus beriringan dengan awal setiap ibadah. Niat dalam wudlu harus beriringan dengan sampainya air ke wajah, dalam mandi besar harus beriringan dengan sampainya air ke anggota badan, dalam sholat harus beriringan dengan takbirotul ihrom dan lain sebagainya. Anda bisa menemukan hal serupa dalam bab pembagian air, najis, bacaan-bacaan sholat dll yang kemungkinan tidak anda jumpai dalam madzhab-madzhab lain. Namun dibalik kelebihan diatas ada dampak yang harus kita waspadai, sebab tanpa kita sadari iblis dan sekutunya lewat celah inilah menyusupkan bisikan-bisikan dan waswasnya kepada kita. Akibatnya waktu kita akan banyak terbuang sia-sia, padahal waktu adalah modal utama dan harta yang paling berharga dalam kehidupan kita.
Seorang mujaddid (pembaharu) islam Ibnu Daqiqil 'iid yang hidup pada abad ke 7 hijriah, ketika diperselisihkan di kalangan ulama, apakah beliau bermadzhab asy Syafi'i ataukah al Maliki?? Sebagian mengatakan beliau bermadzhab asy Syafi'i, sebagian yang lain mengatakan al Maliki, ada juga yang mengatakan beliau tidak bersandar kepada satu madzhab, melainkan bersandar kepada ijtihadnya sendiri. Dikatakan, tiap kali imam Ibnu Daqiqil 'iid ber wudlu beliau selalu menyelam dalam kolam atau drum air. Tidak cukup itu, beliau meminta kepada salah seorang muridnya untuk menyaksikan ritual itu dan menyuruhnya bersumpah demi Allah tiga kali bahwa ia menyaksikan sang guru betul-betul menyelam dalam air. Karena rasa waswas beliau itulah kelompok pertama berkesimpulan bahwa Ibnu Daqiqil 'iid bermadzhab asy Syafi'i.
DUA KIAT PENTING MENANGGULANGI WASWAS
Waswas adalah sebuah ujian dan penyakit yang dapat terjangkit kepada siapapun tanpa pandang bulu, bahkan tanpa pandang kadar keilmuan seseorang. Yang dibutukan adalah keinginan kuat untuk mengobati bagi yang sudah terjangkit, bukan malah terpedaya dengan bisikan setan dan terbuai dalam rayuannya. Selaku orang tua, guru atau teman seharusnya tanggap untuk membantu anak, murid atau temannya yang terjangkit penyakit tersebut, karena sebagian orang tidak dapat mengobati dirinya tanpa bantuan orang lain. Bukan malah kita kucilkan atau bahkan kita jadikan bahan tawa dan gunjingan. Karena bagaimanapun itu adalah ujian dari Allah, siapa tau suatu saat Allah akan menguji kita sepertinya, wal'iyadzu billah. Sabda Nabi: "Barang siapa mengucilkan saudaranya lantaran satu dosa, dia tidak akan mati sebelum Allah mengujinya dengan dosa tersebut".
Kiat pertama: Memperbanyak bacaan surat an Nas.
Setelah kita tau beberapa penyebab diatas minimal kita sudah tau pintu masuk setan, maka kita tutup rapat, lalu kita bentengi dengan bacaan surat an Nas.
Kiat kedua: Taqlid (pindah) madzhab lain.
Hal ini sangat dianjurkan bagi seseorang yang waswasnya lumayan parah. Bila ia waswas dalam NIAT atau bacaan AL FATIHAH ketika sholat, ia bisa taqlid madzhab Hanafi yang tidak mewajibkan beriringannya niat dalam setiap ibadah, dan bacaan al-fatihah dalam sholat menurut beliau tidak wajib. Bila waswas dalam PEMBAGIAN AIR atau NAJIS, ia bisa taqlid madzhab imam Malik yang menafikan adanya air musta'mal, dan sangat toleran dalam bahasan najis. Kemudian setelah sembuh dia bisa kembali lagi ke madzhabnya semula.
Kiat ke dua ini pernah dilakukan oleh Syekh Abdullah Dardum al Makki asy Syafi'i, beliau adalah salah satu guru Abuya Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki. Beliau waswas dalam bacaan al fatihah sholat. Tiap kali usai dari satu bacaan beliau merasa belum membacanya, hingga diulang-ulang minimal sampai lima kali. Ahirnya ada salah satu rekan beliau yang menganjurkan untuk taqlid madzhab Hanafi, jadi kalau ada bisikan setan mengatakan: "kamu belum baca al-fatihah", Syekh menjawab: "dalam hal ini saya ikut madzhab Hanafi". Dan Alhamdulillah tak lama kemudian beliau sembuh dari penyakit waswas tersebut.
Semoga kita semua dijauhkan dari penyakit waswas. Dan semoga yang terjangkit lekas diberi kesembuhan oleh Allah Ta'ala..
(( Nisfu Syawal 33 H, Makkah ))
الثلاثاء، 28 أغسطس 2012
Ied Sa'id 1433 H
٠•˙۩˙و على طاعة الرحمن مداومون ..٠•˙۩˙
٠•˙۩˙و لليالـــــــــى رمضـــان قائمون ..٠•˙۩˙
٠•˙۩˙و علـــــى كل الخير مجتمعـــون..٠•˙۩˙
٠•˙۩˙كل عام و أنتم جميعا طيبون ..٠•˙۩˙
:: Qawagis Dan Nawaning ::
Karena para gawagis dan nawaning adalah putra seorang yang shaleh dan ditokohkan oleh masyarakat, secara otomatis mereka layak mendapat penghargaan tersendiri dari Allah Swt dan penghormatan dari semua orang. Ketika Allah Swt mengutus Nabi Musa dan Nabi Khadlir 'alaihimassalam untuk menegakkan dinding rumah dua anak yatim yang hampir roboh, hal itu dikarenakan keduanya adalah putra orang shaleh, sebagaimana firman Allah:
وكان أبوهما صالحا
"sedangkan ayahnya adalah orang yang shaleh" (Al kahfi: 82)
Karena itu, rasa hormat dan ta'dzim tersebut hendaknya kita tanamkan di hati kita, kemudian kita rawat dan kita pupuk dengan penuh rasa tulus dan kasih sayang, terlebih keturunan baginda Rosulullah para habaib dan syarifah.
Bila kita melihat perbuatan maupun perkataan mereka yang menyimpang dari rambu-rambu syari'at, wajib bagi kita untuk meluruskannya dengan cara hikmah, mau'idzoh hasanah atau mujadalah (bantahan) yang baik layaknya semua orang sebagai pencerminan rasa cinta kita kepada mereka.
Perlu diketahui, sebutan 'gus' tidak akan bernilai disisi Allah tanpa diimbangi dengan ketakwaan, dan bukanlah sebuah kebanggaan tanpa dibarengi ilmu dan amal. Panggilan 'ning' bukanlah sebuah dalih untuk bermalas-malasan, dan bukanlah peluang untuk mencari penghormatan dan keuntungan. Predikat 'gus' dan 'ning' pula bukanlah mata uang yang bisa digunakan untuk membeli surga dan menebus dosa tanpa adanya amal sholeh dan taubat nasuha. Baginda Rosulullah pernah bersabda:
من أبطأ به عمله لم يسرع به نسبه
"Barang siapa yang amalnya lambat, nasabnya tidak dapat membuatnya cepat" (HR. Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud dan Ibn Majah)
Maksudnya, nasab tidak bisa dijadikan andalan untuk meraih kesuksesan, meraih ilmu, meraih surga, bahkan meraih keridloan Allah Ta'ala tanpa adanya amal dan jerih payah.
Oleh karena itu, marilah kita berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan tanpa memandang status dan predikat, tanpa melihat siapa ayah dan kakek.
المجد بالجد لا بالجد والخال # والفخر بالعلم لا بالجاه والمال
"Kemuliaan bisa diraih dengan jerih payah, bukan lantaran ayah, kakek dan paman. Kedudukan yang tinggi bisa diperoleh dengan ilmu, bukan dengan harta dan tahta.
فاستبقوا الخيرات
"Dan berlomba-lombalah kalian dalam berbuat kebaikan" (Al baqarah: 148)
و سارعوا إلى مغفرة من ربكم وجنة عرضها السموات والأرض أعدت للمتقين
"Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari tuhan kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disiapkan untuk orang-orang yang bertakwa" (Ali 'Imran: 133)
(( Villa, nishfu sya'ban 1433 H ))
السبت، 9 يونيو 2012
السبت، 12 مايو 2012
Ziarah Wali Lima
Teringat kejadian lucu.. gara2 bang Yayak tiru2 make' sarung seperti milik Ustadz. Sewaktu mau keluar dari pesarehan sunan Derajat, pas didepanku ada Ustadz, ana kira bang Yayak, Lansung aja ana gelitikin "ayo cepet bang!!!" jareku. Pas tak tengok, eh.. Nggak taunya Ustadz... Ya Allah, nggak kebayang gimana malunya waktu itu. Lakarane bang Yayak iku, lapo tiru2 Ustadz?! Hehehe...
Allahu Yahsyuruna jami'an fii jannatil firdaus.....
يلومونني
ألا إنما الحب الذي صدع الحشا # قضاء من الرحمن يبلو به العبدا
Mereka mencelaku lantaran cintaku terhadap Salma, seakan rasa cinta yang ku rasakan ini dari kesengajaan. Ketahuilah bahwa rasa cinta yang bersemayam dihati ini adalah ketentuan dari Allah yang maha pengasih sebagai ujian untuk hamba-hambanya.
Tebakan 2
أخلفت وعدها وقالت سآتي # بعد ما قبل بعد يوم الخميس
Ia berjanji akan menjumpaiku esok hari kamis. Karena ada kendala -yaitu banyaknya musuh yang mengepung bag formasi tentara perang-, Ia pun mengubah janjinya dan berkata: "Aku akan datang setelah sebelum setelah hari kamis".
Hari apakah itu????
زعموني
ما لهند ولا لمي نصيب # في فؤاد امرئ أحب النبيا
Mereka menyangka aku jatuh cinta kepada Hindun dan Maya. Sungguh tidak benar prasangka mereka...
Tidaklah bagi Hindun ataupun Maya dapat merenggut hati seseorang yang sudah terlanjur mencintai Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam...
[al-imam an-Nabhani]
Ta'liq Foto dari Bang Yayak
لقمان جعفر ثم صادق وكذا # يحيى وزيني وزين العابدين يلي
عبد الحكيم ورسمان كذا ابن عمر # با يو أريك وإسحق زكي وعلي
لم أنس خالدنا الذي يصورنا # هم خيرتي وذخيرتي وهم أملي
Tebakan 1
Kalau antum waktu itu menduduki posisi imam Syafi'i, kira-kira apakah jawaban antum... :)
:: Cadar ::
Berlandaskan dari sebuah ayat yang berbunyi:
وقل للمؤمنات يغضضن من أبصارهن ويحفظن فروجهن ولا يبدين زينتهن إلا ما ظهر منها وليضربن بخمورهن على جيوبهن.... [النور : 31]
Pendapat pengikut asy-Syafi'i
Imam ar-Romli menukil sebuah riwayat dari Abdullah ibn Abbas dan Sayyidah 'Aisyah, bahwa yang dimaksud dalam firman Allah Ta'ala:
إلا ما ظهر منها
Adalah wajah dan kedua telapak tangan. (nihayatul muhtaj, juz:2, hal:6)
Imam Nawawi dalam (Raudlah at-tholibin, 1/283) dan (al majmu') berkata: "Aurot perempuan merdaka semua badannya terkecuali wajah dan kedua tangannya".
Imam ibn Hajar al Haitsami dalam (tuhfatul muhtaj) juga berpendapat demikian, namun beliau memberi sanggahan: "bagi laki-laki yang bukan mahram diharamkan melihatnya (wajah dan kedua telapak tangan) tanpa ada keperluan, walaupun tanpa syahwat". Dan akhirnya imam az-Ziyadi dalam kitabnya (syarh al muharrar) membedakan antara aurot perempuan merdeka dalam sholat dan dihadapan laki-laki yang bukan mahramnya.
Pendapat pengikut imam Malik:
Boleh melihat wajah dan kedua tangan dengan tanpa ada maksud menikmati. Kalau ada maksud maka tidak boleh (bulghotus salik liaqrobil masalik, 1/99) karangan Syekh Ahmad ash-Showi.
Pendapat pengikut Abu Hanifah:
Semua anggota badan perempuan adalah aurot kecuali wajah dan kedua tangannya (al lubab syarh kitab al-maidani al-hanafi).
Pendpat pengikut imam Ahmad ibn Hambal: semua anggota badan perempuan merdaka aurot kecuali wajahnya. (ar Roudlul murobba' syarh zadul mustaqna') karangan imam al bahuti al hambali.
Kesimpulan:
Empat madzhab (Hanafi, Maliki, hambali dan mayoritas pengikut Syafi'i) mengatakan bahwa menutup wajah dan telapak tangan tidak wajib.. Kalaupun ada pengikut Syafi'i yang membedakan antara aurot perempuan dalam sholat dan didepan laki-laki bukan mahram itu hanya pendapat ibn Hajar diatas, bukan semua pengikut asy-syafi'i. Itupun bukan berlandaskan dari mafhum ayat diatas melainkan 'saddudz dzari'ah' demi menghindari fitnah.
Dari pendapat mayoritas ulama' diatas bukan berarti mereka melarang perempuan muslimah memakai cadar. Justru memakai cadar dengan tujuan menghindari fitnah lebih afdhol. Meraka pun membolehkan membuka wajah dan telapak tangan dengan syarat tidak menghiasinya, sehingga tidak menarik perhatian laki2 yg
bukan mahram.
(( Makkah, jamad ÍÌ, 1432 H ))
القرآن
وقوله تعالى: {و أنزلنا إليك الكتاب بالحق...} الآية [المائدة: 48]
وقوله تعالى: {إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون} [الحجر: 9]
وقوله تعالى:{... وأنزل الفرقان} [آل عمران: 4]
وعدد أجزاءه: (30) جزءا, وعدد سوره : (144) سورة, وعدد آياته: (6616), وعدد كلماته: (77934), وعدد حروفه: (333671).
فيه الوعد والوعيد, والحلال والحرام, وأخبار الأمم السابقة. وهذا الكتاب العزيز قد حفظه الله حتى وصل إلينا بدون تحريف ولا تبديل.
المراجع:
- (جلاء الأفهام شرح عقيدة العوام) لأبينا الأستاذ إحياء علوم الدين
- (الإتقان) للإمام السيوطي
- (التفسير المنير) للأستاذ الدكتور وهبه الزحيلي
- الموسوعة العربية العالمية
التوراة
هو الكتاب الذي نزل على داود عليه السلام, كما قال تعالى: {و ءاتينا داود زبورا} [الإسراء: 55]
والزبور كتاب ليس فيه حلال ولا حرام, ولا فرائض ولا حدود, إنما هو دعاء وتحميد وتمجيد, والقصد من الإشارة اليه في الآية السابقة محاجة اليهود وإعلامهم أنه كما آتينا داود الزبور فلا تنكروا أن يؤتى محمد صلى الله عليه وسلم القرآن الكريم.
ومما ورد فيه أن محمدا صلى الله عليه وسلم خاتم النبيين, وأن أمته خير الأمم, قال تعالى: {ولقد كتبنا في الزبور من بعد الذكر أن الأرض يرثها عبادي الصالحون} [الأنبياء : 21], وفيه تنبيه على فضله وشرفه.
الإنجيل
1- إنجيل مرقص: هو أقصر الأناجيل, من المحتمل أن يكون قد كتب سنة 70 بفترة وجيزة.
2- متى : من المحتمل أن تكون كتابته قد تمت حوالى عام 80 م, اشتمل على إنجيل مرقص كله تقريبا إلا أنه أضاف تعاليم أخرى كثيرة من تعاليم المسيح عليه السلام.
3- لوقا: من المحتمل أن تكون كتابته حوالى عام 85 م, ويشتمل على حولى نصف إنجيل مرقص.
4- يوحنا: من المحتمل أن تكون كتابته قد تمت حوالى عام 90 أو 110 م, وهو يختلف عن الأناجيل متشابهة. فمثلا نجد في إنجيل يوحنا أن لمسيح عليه السلام تنقل بين الجليل والقدس والقدس أثناء رسالته, وبينما نجد في الأناجيل المتشاهة تقول بأن المسيح مكث بالقرب من الجليل طوال رسالته حتى سافر أخيرا ألى القدس.
ويشتمل على أعمال الرسل (الحواريون) ورسائل بولس وبطرس ويوحنا ويعقوب, وفيه البشارة بمحمد صلى الله عليه وسلم, وأنه هو الذي يتم الشريعة. وقد دخلها ما دخلها من التحريف بأيدي أكثر من كاتب من قساوسة النصارى, قال تعالى : {ومن الذين قالوا إنا نصارى أخذنا ميثاقهم...} الآية [المائدة 14-15]. والذي يعتبر قريبا من الصحة بين الأناجيل هو: "إنجيل برنابا", فإنه يخالف الأناجيل المتداولة الحالية التي وضعها: (متى, ويوحنا, ولوقا, ومرقص) مخالفة كبيرة.
السبت، 17 مارس 2012
:: Penjara Suci ::
Bagi teman-teman yang senasib dan seperjuangan, diakui atau tidak bahwa kita ini berada ditempat yang tak jauh beda dengan penjara. Kita dikekang, nggak bisa kesana kemari dan pola hidup pun ala kadarnya, tak peduli dia anaknya orang menengah ke atas atau menengah ke bawah, semua sama. Namun kita harus tahu, kita masuk penjara suci ini adalah pilihan hati nurani kita, bukan paksaan siapapun dan semata-mata Lillahi Ta'ala.
Nah, karena hal itu adalah pilihan dan karena Allah, pasti Allah SWT akan mengganti umur yang telah kita persembahkan untuk-Nya dengan hal yang jauh lebih mulia. Karena itu merupakan sunnatullah atau sunnah kauniyyah (hukum alam) yang akan berlaku hingga hari kiamat kelak, Allah berfirman:
ولن تجد لسنة الله تبديلا
"Dan tidaklah sekali-kali kamu akan mendapatkan perubahan dalam sunnatullah"
Rosullah SAW bersabda:
من ترك شيئا لله أبدله الله خيرا منه
"Barang siapa meninggalkan sesuatu karena Allah, pasti Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih mulia".
Nabi Yusuf 'alaihissalam ketika memilih masuk penjara ketimbang ajakan para wanita, sebagaimana firman Allah:
رب السجن أحب الي مما يدعونني إليه
"Wahai tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka..." (Qs. Yusuf: 33)
Disebutkan oleh ibn Katsir dalam tafsirnya, sebagaimana diriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa Nabi Yusuf berada dalam penjara tidak kurang dari empat belas tahun. Akhirnya Allah SWT membalasnya dengan kedudukan yang tinggi di dunia sebagaimana dalam al Qur'an:
وكذلك مكنا ليوسف في الأرض يتبوء منها حيث يشاء
"Dan demikianlah kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negri ini (Mesir) untuk singgah kemana saja yang ia kehendaki" (Qs. Yusuf: 56)
Begitupula ganjaran melimpah di akhirat, sebagaimana disebutkan di ayat berikutnya:
ولأجر الآخرة خير للذين آمنوا وكانوا يتقون
"Dan sungguh, pahala akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan selalu
bertaqwa" (Qs. Yusuf: 57)
Begitulah sunnatullah bagi siapa saja yang rela dipenjara dan rela meninggalkan sesuatu karena-Nya.
Jadi janganlah kita berkecil hati dalam hal ini. Kita perbaharui lagi niat kita, kita tata lagi semangat kita. Janganlah ragu-ragu dengan janji Allah, karena Allah tidak akan ingkar terhadap janji-Nya.
(( Rsf,25 04 33 H ))
الأحد، 11 مارس 2012
NU dan MD
Kiai Ahmad bergerak di bidang dakwah dan pendidikan perkotaan, karena berasal dari kuto Ngayogyokarto. Sementara kiai Hasyim memilih pendidikan pesantren karena wong ndeso, Jombang. Keduanya adalah orang hebat, ikhlas dan mulia. Allahumm ighfir lahum.
Keduanya memperjuangkan kemerdekaan negeri ini dengan cara melandasi anak bangsa dengan pendidikan dan agama. Kiai Ahmad mendirikan organisasi Muhammadiyah dan kiai Hasyim mendirikan Nahdlatul Ulama (NU). Saat beliau berdua masih hidup, tata ibadah yang diamalkan di masyarakat umumnya sama meski ada perbedaan yang sama sekali tidak mengganggu.
Contoh kesamaan praktek ibadah kala itu antara lain : Pertama, shalat tarawih, sama-sama dua puluh rakaat. Kiai Ahmad Dahlan sendiri disebut-sebut sebagai imam shalat tarawih dua puluh rakaat di masjid Syuhada Yogya. Kedua, talqin mayit di kuburan, bahkan ziarah kubur dan kirim doa dalam Yasinan dan tahlilan (?). Ketiga, baca doa qunut Shubuh. Keempat, sama-sama gemar membaca shalawat (diba'an).
Kelima, dua kali khutbah dalam shalat Id, Idul Ftri dan Idul Adha. Keenam, tiga kali takbir, "Allah Akbar", dalam takbiran. Ketujuh, kalimat Iqamah (qad qamat al-shalat) diulang dua kali, dan yang paling monumental adalah itsbat hilal, sama-sama pakai rukyah. Yang terakhir inilah yang menarik direnungkan, bukan dihakimi mana yang benar dan mana yang salah.
Semua amaliah tersebut di atas berjalan puluhan tahun dengan damai dan nikmat. Semuanya tertulis dalam kitaf Fikih Muhammadiayah yang terdiri dari tiga jilid, yang diterbitkan oleh : Muhammadiyah Bagian Taman Pustaka Jogjakarta, tahun 1343an H. Namun ketika Muhammadiyah membentuk Majlis Tarjih, di sinilah mulai ada penataan praktik ibadah yang rupanya " harus beda " dengan apa yang sudah mapan dan digariskan oleh pendahulunya. Otomatis berbeda pula dengan pola ibadahnya kaum Nahdhiyyin. Perkara dalail, nanti difikir bareng dan dicari-carikan.
Disinyalir, tampil beda itu lebih dipengaruhi politik ketimbang karena keshahihan hujjah atau afdhaliah ibadah. Untuk ini, ada sebuah Tesis yang meneliti Hadis-hadis yang dijadikan rujukan Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam menetapkan hukum atau pola ibadah yang dipilih.
Setelah uji takhrij berstandar mutawassith, kesimpulannya adalah : bahwa mayoritas Hadis-Hadis yang pakai hujjah Majlis Tarjih adalah dha'if. Itu belum dinaikkan pakai uji takhrij berstandar mutasyaddid versi Ibn Ma'in. Hal mana, menurut mayoritas al-Muhadditsin, hadis dha'if tidak boleh dijadikan hujjah hukum, tapi ditoleransi sebagai dasar amaliah berfadhilah atau Fadha'il al-a'mal. Tahun 1995an, Penulis masih sempat membaca tesis itu di perpustakaan Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Ygyakarta.
Soal dalil yang dicari-carikan kemudian tentu berefek pada perubahan praktik ibadah di masyarakat, kalau tidak disebut sebagai membingungkan. Contoh, ketika Majlis Tarjih memutuskan jumlah rakaat shalat Tarawih depalan plus tiga witir, bagaimana praktiknya ?.
Awal-awal instruksi itu, pakai komposisi : 4,4,3. Empat rakaat satu salam, empat rakaat satu salam. Ini untuk tarawih. Dan tiga rakaat untuk witir. Model witir tiga sekaligus ini vrsi madzahab Hanafi. Sementara wong NU pakai dua-dua semua dan ditutup satu witir. Ini versi al-Syafi'ie.
Tapi pada tahun 1987, praktik shalat tarawih empat-empat itu diubah menjadi dua-dua. Hal tersebut atas seruan KH Shidiq Abbas Jombang ketika halaqah di masjid al-Falah Surabaya. Beliau tampilkan hadis dari Shahih Muslim yang meriwayatkan begitu. Karena, kualitas hadis Muslim lebih shahih ketimbang Hadis empat-empat, maka semua peserta tunduk. Akibatnya, tahun itu ada selebaran keputusan majlis tarjih yang diedarkan ke semua masjid dan mushallah di lingkungan Muhammadiyah, bahwa praktik shalat tarawih pakai komposisi dua-dua, hingga sekarang, meski sebagian masih ada yang tetap bertahan pada empat-empat. Inilah fakta sejarah.
Kini soal itsbat hilal pakai rukyah. Tolong, lapangkan dada sejenak, jangan emosi dan jangan dibantah kecuali ada bukti kuat. Semua ahli falak, apalagi dari Muhammadiyah pasti mengerti dan masih ingat bahwa Muhammadiyah dulu dalam penetapan hilal selalu pakai rukyah bahkan dengan derajat cukup tinggi. Hal itu berlangsung hingga era orde baru pimpinan pak Harto. Karena orang-orang Muhammdiyah menguasai deprtemen Agama, maka tetap bertahan pada rukyah derajat tinggi, tiga derajat ke atas dan sama sekali menolak hilal dua derajat. Dan inilah yang selalu pakai pemerintah. Sementara ahli falak Nadhliyyin juga sama mengunakan rukyah tapi menerima dua derajat sebagai sudah bisa dirukyah. Dalil mereka sama, pakai Hadis rukyah dan ikmal.
Oleh karena itu, tahun 90an, tiga kali berturut-turut orang NU lebaran duluan karena hilal dua derajat nyata-nyata sudah bisa dirukyah, sementara Pemerintah-Muhammadiyah tidak menerima karena standar yang dipakai adalah hilal tinggi dan harus ikmal atau istikmal. Ada lima titik atau lebih tim rukyah gabungan menyatakan hilal terukyah, tapi tidak diterima oleh departemen agama, meski pengadilan setempat sudah menyumpah dan melaporkan ke Jakarta. Itulah perbedaan standar derajat hilal antara Muhammadiyah dan NU. Masing-masing bertahan pada pendiriannya.
Setelah pak Harto lengser dan Gus Dur menjadi presiden, orang-orang Muhammadiyah berpikir cerdas dan tidak mau dipermalukan di hadapan publiknya sendiri. Artinya, jika masih pakai standar hilal tinggi, sementara mereka tidak lagi menguasai pemeritahan, pastilah akan lebaran belakangan terus. Dan itu berarti lagi-lagi kalah start dan kalah cerdas. Maka segera mengubah mindset dan pola pikir soal itsbat hilal. Mereka tampil radikal dan meninggalkan cara rukyah berderajat tinggi. Tapi tak menerima hilal derajat, karena sama dengan NU.
Lalu membuat metode "wujud al-hilal". Artinya, pokoknya hilal menurut ilmu hisab atau astronomi sudah muncul di atas ufuk, seberapapun derajatnya, nol koma sekalipun, sudah dianggap hilal penuh atau tanggal satu. Maka tak butuh rukyah-rukyahan seperti dulu, apalagi tim rukyah yang diback up pemerintah. Hadis yang dulu dielu-elukan, ayat al-Qur'an berisikan seruan " taat kepada Allah, Rasul dan Ulil amr " dibuang dan arergi didengar. Lalu dicari-carikan dalil baru sesuai dengan selera.
Populerkah metode "wujud al-hilal" dalam tradisi keilmuwan falak ?. Sama sekali tidak, baik ulama dulu maupu sekarang.
Di sini, Muhammdiyah membuat beda lagi dengan NU. Kalau dulu, Muhammadiyah hilal harus berajat tinggi untuk bisa dirukyah, hal mana pasti melahirkan beda keputusan dengan NU, kini membuang derajat-derajatan secara total dan tak perlu rukyah-rukyahan. Menukik lebih tajam, yang penting hilal sudah muncul berapapun derajatnya. Sementara NU tetap pada standar rukyah, meski derajat dua atau kurang sedikit. Tentu saja beda lagi dengan NU. Maka, selamanya tak kan bisa disatukan, karena sengaja harus tampil beda. Dan itu sah-sah saja.
Dilihat dari fakta sejarah, pembaca bisa menilai sendiri sesungguhnya siapa yang sengaja membuat beda, sengaja tidak mau dipersatukan, siapa biang persoalan di kalangan umat ?.
Menyikapi lebaran dua versi, warga Muhammadiyah pasti bisa tenang karena sudah biasa diombang-ambingkan dengan perubahan pemikiran pimpinannya. Persoalannya, apakah sikap, ulah atau komentar mereka bisa menenangkan orang lain ?.
Perkara dalil nash atau logika, ilmu falak klasik atau neutik, rubu' atau teropong moderen sama-sama punya. Justeru, bila dalil-dalil itu dicari-cari belakangan dan dipaksakan, sungguh mudah sekali dipatahkan.
Hebatnya, semua ilmuwan Muhammadiyah yang akademis dan katanya kritis-kritis itu bungkam dan tunduk semua kepada keputusan majlis tarjih. Tidak ada yang mengkritik, padahal kelamahan akademik pasti ada. Minal aidin al-faizin, mohon maaf lahir dan batin.
Oleh: KH. Ahmad Musta'in Syafi'i
sumber :
http://warkoplalar.blogspot.com/2012/02/nu-mu-riwatayatmoe-doeloe.html?showComment=1330707896531#c1928586527334254671
Persamaan Antara Memasak Dan Berijtihad
Tiba-tiba terlintas dibenakku, bahwa berijtihad yang digeluti para ulama' tidak jauh beda dengan memasak. Didalam memasak sebuah masakan tentunya dibutuhkan resep-resep sekaligus tata cara pengolahannya, sehingga jadilah masakan yang diinginkan. Terkadang rasa masakan masing-masing koki berbeda satu sama lain. Hal itu disebabkan berbedanya citarasa yang mereka miliki. Ada satu ungkapan yang tidak asing di telinga kita "resep boleh sama, tapi rasa harus beda".
Begitu pula berijtihad, sebelum para mujtahid memutuskan beberapa hukum, mereka membutuhkan resep-resep dan tatacara pengolahannya, sehingga dihasilkan hukum yang diinginkan. Mengenai resep-resepnya adalah:
1- Al-Quran + tafsirnya
2- Ilmu al-Quran (seperti nasikh mansukh dll)
3- Hadits
4- Mushtholah hadits
5- Ushul fiqih (asas-asas fiqih)
6- Qowa'id fiqihiyah (kaidah-kaidah fiqih)
7- Nahwu dan Shorof
8- Bahasa arab
9- Sastra arab (seperti: balaghoh, bayan, badi', dll) secukupnya.
Jangan heran bila kita sering mendapatkan banyak perselisihan dalam pendapat para ulama'. Sebagaimana tertera diatas, hal itu disebabkan citarasa mereka yang berbeda dalam mengolah resep-resep tersebut. Dan terkadang disebabkan adanya resep tambahan yang menurut mereka diperlukan, seperti:
- 'Amalu ahlil madinah (pekerjaan penduduk Madinah)
- Saddud dzari'ah (menutup peluang)
- Masholihul mursalah (mashlahat)
- Istihsan dan lain sebagainya.
Terkadang pula dikarenakan terdapat kesalahan dalam mengolah resep tersebut, sehingga hukum yang dihasilkan pun salah, sekalipun demikian dia masih memperoleh satu pahala sebagaimana dalam sebuah hadits.
Hal diatas terlepas dari pendapat sebagian ulama, seperti ibn Sholah dan pengikutnya yang mengatakan bahwa peluang untuk berijtihad sudah tertutup mulai penghujung abad ke tiga dari wafat Rosulullah SAW. Akan tetapi pendapat jumhur, bahwa peluang untuk berijtihad tidak tertutup hingga hari kiamat.
Mungkinkah kita berijtihad?
Melihat dari resep yang tertera diatas, memang kelihatannya sepele, namun kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan. Seperti kita yang kerjaannya suka berleha-leha dalam mencari ilmu rupanya belum pantas untuk mengaku mujtahid, apalagi sampai mengaku mujtahid mutlak sebagaimana para imam pendiri madzhab. Imam ar-Romli yang hidup sekitar lima abad silam pernah berkata: "bila dizaman ini ada orang yang mengaku mujtahid mutlak, berarti akalnya kurang beres".
Yang saya herankan, ada sebagian kelompok yang menafikan taqlid (mengikuti) salah satu madzhab. Mereka beranggapan bahwa mereka berhak untuk berijtihad, bahkan sebagian dari mereka yang hanya berpegangan al-Qur'an dan Hadits terjemahan juga ikut-ikutan mengaku mujtahid. Tidak jarang ungkapan kurang sopan terlontar dari mulut mereka "apa perbedaan antara saya sama Syafi'i? Dia berhak berijtihad saya pun juga berhak". Kira-kira apa komentar imam Romli terhadap orang semacam ini?!
Allahu yahdiihim....!!
(( Rushaifah, lailah 10 Robi' Ì 1433 H ))
:: Air Dan Minyak ::
Air: "hai minyak, setiap kita kumpul di satu tempat mengapa posisimu selalu diatasku? Tak peduli tempat itu dibolak balik, diaduk, bahan dikocok sekalipun pada akhirnya engkaulah di atasku, bukankah kita sama-sama cair?".
Minyak: "Betul, kita sama-sama cair, tapi mengapa aku selalu diatasmu? karena sebelumnya aku telah melewati tahap-tahap dan banyak proses. Mulai diperas, dipanaskan, diuapkan dsb hingga aku menjadi seperti sekarang ini. Sedangkan kamu, hampir semua waktumu untuk refreshing, mulai dari melintasi lereng pegunungan, bukit, pedesaan, perkotaan hingga ke pantai. Jadi jangan salahkan jika posisiku sekarang di atasmu".
Begitu pula seseorang yang menghabiskan masa mudanya untuk bekerja keras, banting tulang dan peras keringat, dipastikan ia akan menuai hasilnya di masa depan kelak. Terlebih bagi yang menuntut ilmu agama, ia akan mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah SWT sebagaimana termaktub dalam al Qur'an. Lain halnya dengan seseorang yang menghabiskan masa mudanya degan berfoya-foya, happy-happy dan 'kemana mana asalkan suka', jangan berharap akan meraih kesuksesan dan jangan bermimpi untuk memperoleh posisi diatas.
Monyet
Begitulah sebagian orang, terkadang ia tegar ketika menghadapi cobaan, bahkan semakin berat cobaannya semakin banyak pula ibadahnya. Namun ketika diuji oleh Allah SWT dengan kenikmatan, ia mulai melupakan Allah. Semakin ia bergelimang dg kenikmatan, semakin sedikit ibadahnya dan semakin jauh dari Allah. Allah SWT berfirman:
ونبلوكم بالشر والخير فتنة
"Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan" (QS: Al anbiya': 35)
Ada sebuah ungkapan:
قد ينعم الله بالبلوى وإن عظمت # و يبتلى الله بعض القوم بالنعم
"Terkadang Allah memberi kenikmatan kepada sebagian orang dengan berupa cobaan, dan memberi cobaan dengan berupa kenikmatan".
Semoga kita semua diberi taufiq oleh Allah SWT....
(( Mkh,16/4/33 ))